Persaingan Bisnis Warnet di Seputar Kampus USU
MEDAN-Dimana ada kampus, di situ ada warung internet. Faktanya, setiap ada kampus, pasti selalu banyak jejeran warnet. Tentunya, bisnis warnet dipastikan berkembang bila berada di dekat kawasan kampus. Sudah tentu pasar yang dibidik adalah anak kampus.
Begitu juga geliat bisnis warnet di sekitar wilayah Universitas Sumatera Utara (USU). Kawasan ini banyak menjamur bisnis warnet. Bisnis lainnya tentu mesin fotokopi dan percetakan yang sejak tahun 90 an terus berkembang pesat.
Meski bisnis warnet kian menjamur, tetapi ternyata bisnis internet di sekitar wilayah kampus USU tetap menjanjikan. Pasarnya tidak hanya anak mahasiswa saja, tetapi kalangan umum. Sebab, warnet di kawasan dekat kampus USU selalu menawarkan buka 24 jam. Para maniak internet yang bukan anak kampus, tentu saja datangnya ke warnet di lokasi itu karena warnet di lokasi lain sudah tutup pukul 23.00 WIB.
Para pebinis warnet di kawasan dekat kampus USU rela membayar uang sewa bangunan untuk membuka bisnis warnetnya. Harga sewa per tahunnya paling murah Rp30 juta. Itupun bentuk bangunannya bukan bangunan besar yang mewah, tapi hanya berukuran kecil dengan dua lantai.
Seperti dikatakan M Iskar (33) yang baru setahun ini membuka usaha Siar Net di Jalan Jamin Ginting Medan. Menurutnya, bisnis warnet di USU semakin menjanjikan kendati awalnya ia harus mengeluarkan dana sekitar Rp150 juta untuk sewa ruko dan membuka usahanya. “Saya sewa ruko Rp50 juta per dua tahun,” ujarnya.
Tingginya biaya sewa, kata Iskar, karena lokasi di seputar kawasan kampus merupakan lokasi strategis untuk usaha bisnis warnet. Selain itu, kawasan usahanya merupakan jalan lintas akses mudah menuju ke tempat manapun. “Saya memilih membuka usaha warnet di Jalan Jamin Ginting Medan karena bisnis ini sangat menjanjikan. Apalagi lokasi warnet saya dekat dengan tempat tinggal anak kos mahasiswa. Biasanya para mahasiswa sesudah pulang dari kampus mampir dulu ke warnet,” kata alumni IAIN ini.
Untuk menarik peminat para pelanggan, Iskar memberi promo yakni 5 jam hanya Rp10 ribu dan ini berlaku untuk pukul 00:00 Wib hingga 05:00 Wib. “Untuk tarif normal Rp3.000 per jam, meski ada juga warnet memberi promo 3 jam hanya Rp7.000. Tapi Alhamdullilah warnet saya tidak pernah sepi bahkan sering antre karena komputer penuh,” paparnya.
Hal senada juga dikatakan Armen Surbakti yang membuka warnet di Jalan Dr Mansyur Medan. Untuk membuka kios warnet, ia harus mengeluarkan modal Rp175 juta. Sedangkan untuk sewa bangunan tempat usahanya sebesar Rp60 juta per dua tahun atau setahunnya Rp30 juta. “Biaya provider dari speedy Telkom Rp1,8 juta yang saya keluarkan per bulan, termasuk listrik Rp1 jutaan per bulan. Tapi keuntungannya lumayan karena warnet saya buka 24 jam,” ujarnya.
Meski tiap tahun uang sewa ruko di seputaran kampus terus mengalami kenaikan, lantas tak membuat pihak penyewa untuk mencari lokasi lain. Sebab, kalangan pemilik maupun penyewa tersebut berada di lokasi strategis dengan pasar yang jelas. (mag-10)
http://www.hariansumutpos.com/2009/11/19600/rela-sewa-bangunan-dengan-harga-mahal.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar