Kamis, 28 Mei 2009

Cara Membuat Blog dengan Mudah

Berikut beberapa langkah cara membuat blog yang bisa Anda lakukan untuk memperlancar Bisnis Anda atau Hobby Anda Klik disini

Senin, 25 Mei 2009

MENJADI RAJA WARALABA DI NEGERI SENDIRI


Pengusaha-pengusaha waralaba lokal mulai bermunculan. Membangun dan mewujudkan obsesi bersama.

Oleh Sulaiman Achmad

Hafiz Khairul Rizal selalu gelisah setiap kali pertanyaan ini muncul di kepalanya: mengapa Indonesia—negeri yang kaya akan citarasa makanan dan minuman tradisionalnya—justru dibanjiri waralaba asing? Ini pulalah yang membuat rasa patriotisnya muncul, dan segera mencari jawaban atas kegundahannya.

Hafiz memang tak segera mewujudkan jawaban itu. Ia perlu waktu panjang untuk menganalisa dan mencari formula yang mantap. Titik terang segera ditemukan tatkala ia bertemu dengan Dadang Hafiz, seorang yang ia kenal telah banyak makan asam garam dalam bisnis jual-beli hak dagang. Ya, waralaba. Itulah yang dimaksud Hafiz.

Pertemuannya dengan Dadang kini menghasilkan sebuah bisnis waralaba berprospek. Sejak tahun 2005, Hafiz menjalankan bisnis minuman tradisional: Es Dawet Ayu Cah Mbanjar.

Sebelum mengembangkan usaha menjadi waralaba, Hafiz yang sarjana teknik ini awalnya bekerja dengan temannya, Toni. Dari Toni-lah resep dan nama Dawet Ayu berasal. Bertahun-tahun menjalankan usaha tersebut, Hafiz kemudian berpikir untuk membuat usaha mereka menjadi lebih besar lagi. Belajar dari Dadang Hafiz yang juga konseptor RM. Wong Solo, ia memulai usaha dengan konsep barunya itu pada tahun 2005 dan langsung mendaftarkan produknya ke Departemen Hukum dan Hak Azasi Manusia (Depkum-HAM).

“Untuk hak paten atau merek dagang, itu saya peroleh setelah mendapat ijin dan membeli resep dari teman saya, Toni, pemilik awal Dawet Ayu,“ sebutnya.

Sejak itu Es Dawet Ayu Cah Mbanjar menjadi merek yang dimiliki oleh Hafiz. Selama 3 tahun berjalan, Es Dawet Ayu Cah Mbanjar dengan sangat cepat berkembangbiak. Kini sudah ada 4 franchise di Medan yang membeli hak dagang Es Dawet Ayu Cah Mbanjar—nama boleh ke-Jawa Timur-an, tapi tenarnya di Medan. Juga sudah mulai merambah Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan Pekanbaru, Riau.

Seorang Edy Khairunnas, warga Pekanbaru, merupakan salahsatu investor yang jatuh hati kepada Es Dawet Ayu Cah Mbanjar. Dengan uang Rp60 juta, ia menjadi pemegang hak Master Franchisee Es Dawet Ayu Cah Mbanjar untuk wilayah Pekanbaru.
“Itu (Rp60 juta) sudah termasuk alat produksi, gerobak, resep dan tenaga kerja,” ungkap Edy buka-bukaan.

Edy yang merupakan seorang motivator di Thank’s and Giving Community ini optimis akan perkembangan Es Dawet Ayu Cah Mbanjar, dan dia juga memiliki ambisi untuk go international. “Walaupun sederhana, namun menjaga kualitas rasa Dawet Ayu ini menjadi faktor terpenting,” tandas pria yang juga bekerja sebagai analist investasi di sebuah lembaga independen.
Jika Es Dawet Ayu Cah Mbanjar baru mulai berkiprah sejak 2005, RM. Wong Solo bisa dibilang yang paling lama di Medan, bahkan di Indonesia—untuk waralaba lokal bidang makanan.

“Karena awal pendiriannya tahun 1991, kita sudah dikenal dan dekat dengan masyarakat. Dari 1991 ke 1996, perkembangannya cukup baik. Walaupun masih berada di Medan, tapi sudah cukup dikenal,” kata Dadang Hafiz, Direktur PT. Sarana Bakar Digdaya—badan hukum yang menaungi RM. Wong Solo.

Kemudian, dia menceritakan, ada gagasan untuk mewaralabakan usaha itu mempercepat perkembangan. Saat itu mereka pun berhasil membuat standarisasi pada tahun 1996-1997. “Dari situlah kita mencoba prototipe pertama itu di Krakatau, Medan. Nah itu waralaba kita yang pertama. Dari situ ternyata sambutan masyarakat sangat bagus,“ ungkapnya lagi.

Ekspansi RM. Wong Solo tidak berhenti sampai disitu. Saat membuka franchise di Padang, Sumatera Barat, sambutan cukup hangat. “Dari situlah kita langsung terpikir untuk langsung go nasional. Tentu saja pada awal-awalnya kita masih sulit, tapi dibantu dengan promosi dari kawan-kawan dan sebagainya. Kemudian banyak yang berminat,” ujarya.

Bidikan pasar selanjutnya adalah Bali. Nah, Bali merupakan tonggak untuk perkembangan waralaba RM. Wong Solo. “Saat kita rilis di Bali, sambutannya sangat luar biasa. Dari situ kemudian kami melihat potensinya. Banyak yang mau ikut. Saat ini ada 40-an outlet di Indonesia dan 2 di Malaysia,“ sebutnya.

Bagi Dadang, sesuatu yang dianggap mustahil untuk di-franchise-kan, ternyata bisa berkembang. Yang penting ada kemauan, keterbukaan, dan mau menyerap segala ilmu yang ada.

Kini, manajemen RM. Wong Solo tengah mengincar beberapa menu tradisional dan menasionalkannya. “Kita ada keyakinan, masyarakat Indonesia apapun itu pasti tetap akan kembali ke menu tradisionalnya. Karena itu sudah mengakar sejak kita masih kecil. Inilah konsep kami,“ sebutnya.

Menurut ekonom dari Universitas Negeri Medan (Unimed), M. Ishak, waralaba merupakan sebuah sistem bisnis yang memiliki keuntungan yang lebih besar daripada kerugiannya.

Dikatakannya, seseorang yang tertarik dengan peluang bisnis waralaba biasanya wajib membeli lisensi atau izin penggunaan nama yang disebut initial fee atau franchise fee. Selain berhak menggunakan nama dagang, sebagai imbalan, pembeli mendapat pengetahuan sistem bisnis serta pelatihan karyawan yang sama dengan pihak yang mengeluarkan lisensi. “Pembeli lisensi juga harus membayar royalti dari persentase penjualan,“ sebutnya.

Tapi, dia mengingatkan kepada penggiat waralaba lokal untuk tidak menganggap kehadiran waralaba asing sebagai ancaman. Dia memberi pilihan konsep yang ‘aman’, yakni kebersamaan. “Karena kalau persaingan, artinya perang, berarti akan ada yang menang dan mati,” katanya.

Dengan kebersamaan, akan muncul sikap bahwa pelaku usaha lain merupakan teman. “Kita dapat merangkul dia menjadi rekan bisnis yang bergerak di bidang yang sama. Tujuannya agar terbangun kerjasama yang baik dalam banyak hal antara lain, kerjasama dalam bidang pemasaran, penjualan, ide kreatif, manajemen, dan lainnya yang lebih menguntungkan,“ tandasnya.

http://www.pinbis.com/news_detail.php?id_berita=116

Mendulang Untung di saat Krisis


Bagi H. Raden Doddy Sularso Bangun, pengusaha Sari Tebu Murni ini, pemberitaan krisis global di media massa, tak membuatnya menjadi panik, apalagi ngoyo. Lelaki berperawakan tinggi besar itu tetap bersemangat dan menjalankan aktivitas bisnisnya

seperti biasa, yakni sebagai penjual sari tebu murni. “Krisis keuangan AS, krisis global atau apapun istilah, saya belum merasakan dampaknya tuh. Jadi enjoy aja,” ujar lelaki kelahiran Jambi 1972 silam.

Seperti dituturkan Haji Doddy, begitu ia akrab disapa, sebelumnya, adalah seorang pengusaha kayu di Jambi. Tapi sejak pemerintah sedang galak-galaknya melakukan pengawasan terhadap illegal logging, lama-lama ia berpikir, usahanya ini tak akan memiliki prospek yang bagus di kemudian hari. “Feeling saya, usaha ini tidak bisa untuk jangka panjang. Bahkan saya sempat bingung mau usaha apa? Setiap shalat, saya minta petunjuk Allah agar diberikan jalan terbaik.”

Begitu Doddy keliling Jakarta, saat ia beli seteguk air tebu untuk melepas dahaga, lalu terbetik dalam benaknya: “Wah kalau saya coba usaha sari tebu murni yang banyak ditanam di Jambi dengan kualitas yang sangat baik, saya, pasti sukses. Jika membandingkan tebu Jawa dengan tebu Jambi jelas jauh kualitasnya. Tebu Jawa adalah bahan baku untuk gula, tapi tidak cocok untuk dikonsumsi (minum). Sedangkan tebu Jambi cocok untuk dikonsumsi.”

Pria setengah baya ini lalu banting stir setelah melihat peluang usaha tebu di Jakarta belum dilirik oleh orang lain. Doddy yakin usaha ini bisa berhasil. Dari hasil survey di lapangan, kebanyakan tebu yang dijual di seluruh Jakarta, terutama di pinggir jalan seharga Rp. 2000, selalu menggunakan biang gula agar tambah manis, jadi bukan murni tebu. Kalau tidak pakai biang kata penjualnya tidak untung.

Tebu Jawa yang tidak ada airnya, biasanya ditambah dengan air es supaya banyak, sehingga kadar kemurnian atau sari tebunya menjadi hilang. Bila sudah tak terasa manis, lalu ditambah biang gula. “Saya sudah survey mulai dari Tanah Abang, Mangga Besar dan sekitarnya, semua pakai biang gula.

Feeling saya, kalau sari tebu murni masuk putus nih. Saya lihat, di Jakarta, belum ada yang menjajakan tebu murni. Jika tebu Jambi saya bawa ke Jakarta, dimana penduduknya padat, cuacanya panas, dan kelasnya menengah, saya yakin usaha ini membawa berkah,” tukasnya.

Sejak itulah, Doddy ingin mengangkat “derajat” tebu dari kesan jorok dan rendah menjadi bersih dan berkelas. Optimis Doddy pun bangkit. Untuk kali pertama, ia keluarkan modal awal sebesar Rp. 50 juta. Dengan uang sebesar itu, ia membuka lima gerai plus mesin perasan tebu, lalu bertambah menjadi 10 gerai, hingga meningkat lagi 17 gerai. Benar saja, feeling bisnisnya menghantarkan kesuksesan.

Di angka ini Doddy pun menyetop dulu penambahan gerai. Ia lalu memfokuskan diri untuk menjalin kemitraan dan membuat izin usaha di Departemen Perdagangan. Setelah maju, ia putar terus modalnya. Dari penambahan modal Rp. 100 juta, ia kini telah memiliki banyak armada dari gerobak, motor hingga mobil. Untuk motor ia sudah memiliki 70 unit motor, 5 unit mobil dan 10 unit gerobak.

Saat ini, jumlah total asset Doddy sudah mencapi milyaran rupiah. “Belum lama ini, saya baru beli lahan baru, termasuk gudang, hingga rumah. Semuanya hasil dari tebu. Bahkan saya bisa pergi haji dari usaha tebu. Padahal usaha saya ini baru tiga tahun berjalan, yakni sejak tahun 2005,” katanya

Dikatakan Doddy, minuman perasan tebu yang ia tawarkan sangat aman dan murni. Dengan berani ia menjamin khasiat tebu perasan sangat bermanfaat bagi kesehatan termasuk jantung, pereda batuk, meredam panas tubuh, mengurangi diabetes dan lainnya. "Sari tebu dari Jambi berbeda dengan gula olahan yang berasal dari tebu Jawa," jelasnya.

Keberhasilan Doddy kemudian menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk mengikuti jejaknya bisnis tebunya. Dengan cerdas, Doddy pun menawarkan usahanya ini sebagai usaha kemitraan. Alhasil, respons yang didapat luar biasa, satu demi satu kontrak perjanjian kerjasama kemitraan ditandatanganinya. Berkantor di Jl. Raya Kabayoran Lama Plaza Permata Ruko No 12 A, satu per satu orang berdatangan untuk menjalin kemitraan dengan Si Raja Tebu itu.

Siapa nyana, usaha minuman kampung dengan brand “Sari Tebu Murni, Rajanya Tebu” ini berkembang hingga ke beberapa wilayah kota besar, seperti wilayah Depok, Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi (Dejabotabek), termasuk Lampung, Bandung, hingga Semarang. Untuk wilayah dejabotabek saja sudah mencapai 300 lebih gerai. Itu semua berkat dijalinnya sebuah kemitraan. Rencananya Doddy akan memperluas kemitraan di Surabaya dan Batam pada tahun depan.

Salah satu kunci rahasia dari keberhasilan usahanya adalah pasokan tebu yang cukup dari daerah pemasok tebu di Jambi, Sumatra. Menurutnya tebu khusus yang ia gunakan adalah tebu buah bukan tebu yang biasa dipakai dalam pembuatan gula pada umumnya, ukurannya pun lebih besar. "Suplai bahan baku cukup, karena saya punya stok dengan sistem plasma dari petani tebu di Jambi seluas 500 hektar," ujarnya.

Pengembangan usaha tebunya itu, bukan dilakukan dengan system franchise, melainkan kemitraan. Alasan Doddy tidak menggunakan system franchise, karena dalam UU Franchise, diharuskan membayar pajak, sedangkan kemitraan tidak. Tanpa promosi, hanya dari mulut ke mulut, kemitraan pun terjalin. Dody berpikir, kenapa beli tebu harus mengantri, ada kesan susah sekali untuk dapatkan tebu, maka ia ingin seluruh Jakarta, orang mudah untuk mendapatkan tebu.

“Bila masih 300 gerai saja, orang masih susah mencarinya. Saya menargetkan, bila di Jakarta sudah mencapai 1000 gerai, bisa dipastikan sari tebu murni mudah didapatkan di Jakarta. Kalau untuk seluruh Indonesia minimal 4000 gerai. Bila sudah mencapai angka itu, tentu harus membuat lahan baru, agar bahan baku tebu tetap tersedia. Khawatirnya, penambahan gerai yang tidak disesuaikan dengan stok tebu, bisa repot.”

Bagi yang mau bermitra dan mencoba peruntungan dibisnis ini ada beberapa tawaran yang bisa dipilih. Yaitu paket operasional dengan kendaraan motor, dengan membeli perangkat seharga Rp 32,5 juta lengkap dengan peralatan pendukung dan bahan baku sebanyak 50 batang tebu sudah bisa memulai bisnis ini. Itu sudah termasuk mesin pemeras tebu, gerobak, gelas, dan sedotan.

Bagi yang mau mencoba kredit, pihak ‘Raja Tebu’ ini menawarkan paket kredit motor operasional dengan uang muka Rp 10,5 juta, kredit selama 3 tahun dengan cicilan per bulan Rp 700 ribu lebih. Sedangkan untuk gerai ditawarkan Rp 16,5 juta, untuk gerai khusus di mall ditawarkan Rp 20 juta. Dalam kemitraan ini si mitra wajib membeli bahan baku dari Raja tebu. Peralatan yang dibeli khususnya mesin hanya sebatas hak pakai.

"Dikatakan pelanggaran berat bila si mitra membeli tebu ke orang lain. Mesin sebagai hak pakai saja, kecuali motor akan menjadi milik mitra, selagi tidak ada pelanggaran kemitraan terus berlanjut," paparnya.

Doddy menjelaskan bahwa segmen pasar yang ia incar adalah menengah keatas, sehingga faktor kebersihan operasional gerai menjadi kunci utama. Maklum harga yang ia tawarkan setiap gelasnya terbilang cukup mahal yaitu Rp 4.000 sampai Rp 8.000 per gelas tebu perasan.

Doddy merinci jika mitra mampu menjual minimal 50 gelas per hari dalam setiap gerai maka keuntungan bersih yang bisa diraup perbulannya bisa mencapai Rp 1,5 juta, sedangkan jika 100 gelas lebih per hari keuntungannya bisa mencapai Rp 3,5 juta sampai Rp 4 juta. Untuk harga tebu, Doddy menjual khusus diantar Rp 7.500 per batang dengan panjang 3 meter, jika membeli sendiri dijual Rp 6.500. "Satu batang bisa menghasilkan 7 gelas minimal," imbuhnya.

Ia mengaku permintaan tebu perharinya bisa mencapai 2000 batang yang disuplai dari Jambi untuk kebutuhan mitra. Itulah sebabnya, setiap hari Doddy harus mengangkut banyak tebu dari Jambi ke Jakarta dengan menggunakan truk.

Kini, Sari Murni Tebu Si Raja Tebu ini mulai digemari sebagai minuman ringan. Minuman tebu yang semula hanya ada di kawasan perkebunan tebu di Jawa dan Sumatra kini sudah mulai banyak ditemui penjual dipinggir jalan. “Usaha kampung pun naik daun. Siapa sangka, kemitraan 'Sari Tebu Murni Raja Tebu' ini mendulang untung besar dan sukses di tengah krisis.

sumber : http://sabili.co.id/index.php/20081101132/Tijarah/Mendulang-Untung-di-saat-Krisis.htm

Rabu, 13 Mei 2009

WAISAK FUN WALK 2009 SAMBIL BERAMAL DI MEDAN




















Klik Poster utk memperbesar ukuran Poster .

Mari Bergabung bersama keluarga dan Teman Anda ... Jalan Santai Sambil Beramal .
Lucky Draw 1 unit Sepeda Motor , Free : T- shirt dan Kupon Snak .

Jumat, 01 Mei 2009

Obama Sempat Dites Flu Babi Usai Kunjungi Meksiko

Irwan Nugroho - detikNews

Washington DC - Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama dikabarkan sempat mendapat pengecekan dari kemungkinan terinfeksi virus flu babi. Hal itu terjadi setelah Obama mengunjungi Meksiko, negara asal mula flu tersebut seminggu yang lalu.

Perihal pengecekan kesehatan Obama itu diungkapkan penasehat senior Gedung Putih, Valerie Jarrett, dalam wawancara dengan stasiun televisi CNN. Obama negatif mengidap virus flu yang telah merenggut puluhan nyawa di Meksiko itu.

"Dia (Obama) baik-baik saja," kata Jarrett seperti dilaporkan AFP, Minggu (26/4/2009).

Tidak ada keterangan lebih lanjut seputar diperiksanya Obama ini. Akan tetapi kasus flu babi yang juga ditemukan di AS mendapat perhatian besar dari presiden AS ke 44 tersebut.

Setidaknya, ditemukan 10 kasus flu babi di AS.

"Ini menjadi perhatian yang cukup besar bagi Gedung Putih dan pemerintah AS," kata Juru Bicara Gedung Putih Robert Gibbs.

"Presiden akan memberikan pengarahan secara teratur," cetus Gibbs. (irw/irw)

Sumber : http://www.detiknews.com/read/2009/04/27/015745/1121746/10/obama-sempat-dites-flu-babi-usai-kunjungi-meksiko

BERIKUT AGENDA KEGIATAN TI 2009 ( ASOSIASI PENGUSAHA KOMPUTER INDONESIA ( APKOMINDO )

Administrator / 09 April 2007 - 12:38:38

CONSUMER ELECTRONICS SHOW 2009

Las Vegas, Nevada, USA

8 - 11 JANUARI 2009


APKOM New Year Expo 2009 (NYE)

31 Jan - 04 Feb 2009


DPD DIY kerjasama dgn Distributor

MEGA BAZAAR COMPUTER 2009

JCC Hall A,B & Cendrawasih - Jakarta, DP Mall – Semarang, JEC Yogyakarta, Gramedia Expo- Surabaya, Be Mall – Bandung, Celebes – Makassar, Sun Plaza - Medan


25 FEBRUARY – 1 MARET 2009

Penyelenggara : Dyandra Promosindo

APKOM JATIM CONPUTER BEST BUY

27 Feb - 03 Mar 2009

APKOMINDO Jatim/Surabaya


CeBIT 2009

Hannover, Germany

3-8 MARET 2009


National IT eXpo 09

25-29 April 2009

APKOMINDO Pekanbaru Series 13 kota


National IT eXpo 09

25-29 April 2009

APKOMINDO Jateng/Semarang Series 13 kota


National IT eXpo 09

29 April-3 Mei 2009

APKOMINDO Bali Series 13 kota


National IT eXpo 09

30 April - 04 Mei 2009

APKOMINDO Kalbar/Pontianak series 13 Kota


National IT eXpo 09

29 Apr - 03 Mei 2009

APKOMINDO Jabar/Bandung Series 13 kota


National IT eXpo 09

01 - 05 Mei 2009

APKOMINDO Jatim/Surabaya Series 13 kota


National IT eXpo 09

02 - 06 Mei 2009

APKOMINDO DIY Series 13 kota


National IT eXpo 09

02-06 Mei 2009

APKOMINDO Makassar Series 13 kota


National IT eXpo 09

6-10 Mei 2009

APKOMINDO Kalsel/Banjarmasin Series 13 kota


National IT eXpo 09

07 - 11 Mei 2009

APKOMINDO NAD Series 13 kota


CeBIT Australia 2009

Sydney Convention & Exhibition Centre, Sydney – Australia

12 – 14 MAY 2009


COMPUTEX 2009

Taiwan World Trade Centre, Taipei

2-6 JUNI 2009


National IT eXpo 09

3 -7 Jun 2009

APKOMINDO Surakarta Series 13 kota


COMMUNIC ASIA 2009

Singapore Expo

6-12 JUNI 2009


National IT eXpo 09

10 -14 Jun 2009

APKOMINDO Sumut/Medan Series 13 kota


National IT eXpo 09

11 Juni -12 Juli 2009

APKOMINDO DKI Jakarta Series 13 kota


FKI 2009

JCC Hall A,B & Cendrawasih - Jakarta, DP Mall – Semarang, JEC Yogyakarta, Gramedia Expo- Surabaya, Be Mall – Bandung, Celebes – Makassar, Sun Plaza - Medan

10– 14 JUNI 2009

Penyelenggara : Dyandra Promosindo


COMPUVAGANZA

03 - 07 Jul 2009

APKOMINDO Jatim/Surabaya


Riau Comtech 09

05 - 09 Ags 2009

APKOMINDO Riau/Pekanbaru


APKOMINDO Fair 09

02 -16 Ags 2009

APKOMINDO Jateng/Semarang

Yogyakomtek 2009

03 - 07 Okt 2009

APKOMINDO DIY


SCOMDEX

30 Okt - 03 Nop 2009

APKOMINDO Jatim/Surabaya


INDOCOMTECH

04 - 08 Nop 2009

Yayasan Apkomindo Indonesia kerjasama dgn PT. Dyandra


Medan Comtech 09

04 - 08 Nop 2009

APKOMINDO Sumut/Medan


Comfuture 10

03 - 07 Des 2009

APKOMINDO Jateng/Semarang


APKOM Year End Sale (YES)

12 - 16 Des 2009

DPD DIY kerjasama dgn Distributor

Note : Tanggal & Tempat, sewaktu-waktu dapat berubah

Sumber : http://www.apkomindo.or.id/news.php?item.162.4