Sabtu, 20 November 2010

Talk Show Pelangi Dharma Bersama Ven. S. Dhammika Berlangsung Sukses


Medan, 14 November 2010

Untuk Pertama kalinya PMVDW (Persaudaraan Muda/I Vihara Dharma Wijaya) mengadakan Talk Show Pelangi Dharma bersama Ven. S. Sharavasti Dhammika tepat pada tanggal 14-11-10 jam 18.00 WIB di Grand Aston City Hall Mahogany Grand Ballroom Jl. Balai Kota No. 1 Medan dengan dengan Jumlah Keseluruhan Peserta yang hadir mencapai 1800 orang.

Bagi sebagian orang, tanggal 14 November 2010 merupakan suatu moment yang penuh berkah. Karena pada hari tersebut juga diadakan Kathina Bersama yang dihadiri seluruh bhikkhu yang ada di Sumatera Utara. Hari yang penuh berkah tersebut juga dimanfaatkan oleh PMV Dharma Wijaya untuk melangsungkan Talk Show Pelangi Dharma bersama Ven. S. Dhammika dengan topik: Melepaskan Beban Pikiran, mengembangkan kedamaian hati.

Didalam Acara Talk Show ini Ven. S. Dhammika memberikan kata kunci untuk mengembangkan kedamaian hati adalah dengan mengembangkan kesabaran kita agar kita dapat melepaskan pikiran kita dan dengan kesabaran pula yang kita dapat membuat hati kita semakin damai. Dan salah satu jawaban dari Ven. S. Dhammika yang menginspirasi seluruh peserta yang hadir adalah mengenai arti HIDUP. Banyak dari kita yang masih bertanya-tanya apakah sebenarnya arti kehidupan. Dan jawaban Ven. S. Dhammika adalah HIDUP INI TIDAK MEMILIKI ARTI, karena kita memiliki kecerdasan maka kita lah yang harus memberi arti terhadap kehidupan yang kita inginkan selama ini.

Ketua Panitia, Sdra. Suyanto berharap dengan dilaksanakannya Acara Talkshow Pelangi Dharma ini dapat memperluas wawasan pengetahuan Buddha Dharma yang sebenarnya kepada seluruh lapisan masyarakat Medan dan sekitarnya. Acara ini juga dihadiri oleh umat Buddha dari Kota Tanjung balai, Tebingtinggi, Rantau Prapat, Kisaran, Binjai, NamoRambe, Deli Tua, dll. Sdra. Suyanto mewakili seluruh panitia mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan dari segala pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Acara ditutup dengan Pemberkahan Pembacaan Paritta Oleh Ven. S. Dhammika dan sebuah Lagu yang mengispirasi kasih seorang ibu dari Andi Chen Sing.

Info Prelease : Suyanto – 0878 6856 7438

Kamis, 11 November 2010

Kerajinan Pipet Sumut Tembus Pasar Ekspor

Medan, 24/4 (antarasumut.com) – Hasil kerajinan berbahan pipet di Sumatra Utara mulai memasuki pasar ekspor meski masih dalam jumlah yang terbatas.

“Hasil kerajinan berbahan pipet mulai dari bentuk binatang, aneka bunga, buah-buahan, tas tangan ukuran kecil, dan tempat tisu sudah dipasarkan di Malaysia meski jumlahnya masih tergolong sedikit,” kata pengrajin kerajinan pipet, Dina (40), kepada antarasumut.com, di Medan, Jumat.

Menurut dia, selain di kirim ke Malaysia, kerajinan pipet yang sudah bergerak selama empat tahun itu juga di pasarkan ke luar kota, seperti Jakarta, Surabaya, Pekanbaru, Padang dan Aceh.

“Dengan mengirim pesanan barang ke luar kota maupun luar negeri, dan dengan memproduksi puluhan jenis bentuk setiap bulannya maka keuntungan yang dihasilkan bisa mencapai jutaan rupiah,” ujarnya.

Dia mengakui, untuk bahan baku sendiri juga diimpor langsung dari luar negeri, karena bahan dan kualitas barangnya jauh lebih bagus daripada produksi dalam negeri.

“Biasanya kita memesan bahan baku berjumlah hingga ratusan kilogram untuk stok selama satu tahun dengan dua jenis pipet, seperti pipet gepeng dan pipet sedang,” ungkapnya.

Untuk jumlah pengrajin, kerajinan pipet yang bernama Ikebana Collection itu bisa membuat puluhan hasil kerajinan, dan yang paling banyak diminati konsumen adalah bentuk aneka bunga, aneka binatang dan tempat tisu.

Namun, tak jarang juga masyarakat yang memesan dalam bentuk pohon natal.

Dari puluhan jenis kerajinan pipet buatannya, maka harga yang ditawarkan juga cenderung murah, mulai dari Rp5.000 hingga Rp250.000.

Dina berharap, untuk lebih menarik minat konsumen terhadap kerajinan pipet tersebut, maka pihaknya akan terus menciptakan ide-ide baru dalam bentuk kreasi yang berbeda.

“Kedepannya kita akan memasok barang ke hotel-hotel di Kota Medan, seperti kerajinan pipet tempat tisu dalam bentuk bebek,” tambahnya.

Ikebana Collection bertempat di Perumahan Taman Kasuari Indah Tahap II, block C 48 Medan (Jalan Kiwi/Raya Sunggal). (I02MOS)

http://www.lintasberita.com/go/1046577

Rela Sewa Bangunan dengan Harga Mahal

07:59, 21/11/2009

Persaingan Bisnis Warnet di Seputar Kampus USU

MEDAN-Dimana ada kampus, di situ ada warung internet. Faktanya, setiap ada kampus, pasti selalu banyak jejeran warnet. Tentunya, bisnis warnet dipastikan berkembang bila berada di dekat kawasan kampus. Sudah tentu pasar yang dibidik adalah anak kampus.

Begitu juga geliat bisnis warnet di sekitar wilayah Universitas Sumatera Utara (USU). Kawasan ini banyak menjamur bisnis warnet. Bisnis lainnya tentu mesin fotokopi dan percetakan yang sejak tahun 90 an terus berkembang pesat.
Meski bisnis warnet kian menjamur, tetapi ternyata bisnis internet di sekitar wilayah kampus USU tetap menjanjikan. Pasarnya tidak hanya anak mahasiswa saja, tetapi kalangan umum. Sebab, warnet di kawasan dekat kampus USU selalu menawarkan buka 24 jam. Para maniak internet yang bukan anak kampus, tentu saja datangnya ke warnet di lokasi itu karena warnet di lokasi lain sudah tutup pukul 23.00 WIB.
Para pebinis warnet di kawasan dekat kampus USU rela membayar uang sewa bangunan untuk membuka bisnis warnetnya. Harga sewa per tahunnya paling murah Rp30 juta. Itupun bentuk bangunannya bukan bangunan besar yang mewah, tapi hanya berukuran kecil dengan dua lantai.

Seperti dikatakan M Iskar (33) yang baru setahun ini membuka usaha Siar Net di Jalan Jamin Ginting Medan. Menurutnya, bisnis warnet di USU semakin menjanjikan kendati awalnya ia harus mengeluarkan dana sekitar Rp150 juta untuk sewa ruko dan membuka usahanya. “Saya sewa ruko Rp50 juta per dua tahun,” ujarnya.

Tingginya biaya sewa, kata Iskar, karena lokasi di seputar kawasan kampus merupakan lokasi strategis untuk usaha bisnis warnet. Selain itu, kawasan usahanya merupakan jalan lintas akses mudah menuju ke tempat manapun. “Saya memilih membuka usaha warnet di Jalan Jamin Ginting Medan karena bisnis ini sangat menjanjikan. Apalagi lokasi warnet saya dekat dengan tempat tinggal anak kos mahasiswa. Biasanya para mahasiswa sesudah pulang dari kampus mampir dulu ke warnet,” kata alumni IAIN ini.

Untuk menarik peminat para pelanggan, Iskar memberi promo yakni 5 jam hanya Rp10 ribu dan ini berlaku untuk pukul 00:00 Wib hingga 05:00 Wib. “Untuk tarif normal Rp3.000 per jam, meski ada juga warnet memberi promo 3 jam hanya Rp7.000. Tapi Alhamdullilah warnet saya tidak pernah sepi bahkan sering antre karena komputer penuh,” paparnya.

Hal senada juga dikatakan Armen Surbakti yang membuka warnet di Jalan Dr Mansyur Medan. Untuk membuka kios warnet, ia harus mengeluarkan modal Rp175 juta. Sedangkan untuk sewa bangunan tempat usahanya sebesar Rp60 juta per dua tahun atau setahunnya Rp30 juta. “Biaya provider dari speedy Telkom Rp1,8 juta yang saya keluarkan per bulan, termasuk listrik Rp1 jutaan per bulan. Tapi keuntungannya lumayan karena warnet saya buka 24 jam,” ujarnya.

Meski tiap tahun uang sewa ruko di seputaran kampus terus mengalami kenaikan, lantas tak membuat pihak penyewa untuk mencari lokasi lain. Sebab, kalangan pemilik maupun penyewa tersebut berada di lokasi strategis dengan pasar yang jelas. (mag-10)

http://www.hariansumutpos.com/2009/11/19600/rela-sewa-bangunan-dengan-harga-mahal.html

EKONOMI SUMUT TUMBUH 3,60 PERSEN

Sabtu, 06 Nov 2010

Pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara pada triwulan III tahun 2010 meningkat 3,60 persen dibandingkan triwulan II 2010.

“Pertumbuhan itu terjadi pada semua sektor perekonomian dengan pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor jasa-jasa 4,34 persen,” kata Kepala Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Panusunan Siregar, di Medan, Jumat (5/11).

Sumber pertumbuhan ekonomi masing-masing pengeluaran konsumsi rumah tangga 1.93 persen, pembentukan modal tetap bruto 1,10 persen, pengeluaran konsumsi pemerintah 0,43 persen dan pengeluaran konsumsi lembaga nirlaba 0,03 persen.

Dia menjelaskan, pada triwulan III tahun 2010, berdasarkan pencapaian nila pendapatan domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku, sektor pertanian masih memiliki peran terbesar terhadap struktur PDRB Sumut dengan angka 22,83 persen.

Disusul sektor industri pengolahan 22,51 persen, perdagangan, hotel dan restoran 19,45 persen, jasa-jasa 11,06 persen, pengangkutan dan komunikasi 9,03 persen, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 6,53 persen, bangunan 6,34 persen, pertambangan dan penggalian 1,32 persen, dan sektor ;istrik, gas dan air bersih 0,93 persen.

Besaran PDRB Sumut pada triwulan tahun 2010 atas dasar harga berlaku mencapai Rp70,55 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 2000 sebesar Rp30,04 triliun.

Atas dasar harga berlaku itu, sektor ekonomi yang menunjukkan nilai tumbuh bruto yang terbesar adalah sektor pertanian sebesar Rp16,11 triliun disusul sektor industri pengolahan Rp15,88 triliun, perdagangan, hotel dan restoran Rp13,72 triliun.

“Dibandingkan triwulan III tahun 2009, pertumbuhan ekonomi tahun ini meningkat 6,42 persen,” katanya.

(antarasumut.com/Z)

http://www.pempropsu.go.id/lengkap.php?id=2726